Diksi Sansekerta
“ Cakra buana akan kau kenal dengan fasenya tawa tangis beriringan bak Surya dan purnama dengan askara Tara dalam Nisha”
artinya: Roda kehidupan akan kamu kenal dengan fasenya tawa dan tangis beriringan seperti matahari dan bulan beserta cahaya bintang pada malam.
“Dirimu adalah sosok pemilik nayanika dibawah bentangan bumantara, namun sayangnya tetap menjadi fatamorgana yang engan menjadi nyata”
artinya: Dirimu adalah sosok pemilik mata yang indah di bawah bentangan angkasa, namun sayangnya tetap menjadi khayalan yang enggan menjadi nyata.
“Aku adalah aksara tanpa makna dan kamu adalah metafora yang fana, layaknya bentala dan bumantara, mereka selalu aksa dan selamanya akan menjadi enigma”
artinya: Aku adalah tulisan tanpa makna dan kamu adalah kiasan yang palsu, layaknya bumi dan langit, mereka selalu jauh dan selamanya akan menjadi teka teki
“Aksara yang anintya namun memiliki ribuan akara harsa yang amerta”
artinya: Tulisan yang tidak kekal namun memiliki ribuan bayangan kebahagian yang abadi.
“Seperti baskara yang menyinari buana,aku melihat dari garis cakrawala ada bianglala yang sangat indah setelah turunnya rinai”
artinya: Seperti matahari yang menyinari dunia,aku melihat dari garis lengkungan langit ada pelangi yang sangat indah setelah turunnya gerimis.
“Asa yang tak kunjung tercapai hanya karena sebuah kata lengkara yang membatasi“
artinya: Harapan yg tak kunjung tercapai hanya karna sebuah kata mustahil yang membatasi.
“Bianglala menjadi bukti, bahwa nabastala telah akusara melewati badai yang disertai varsha yang lebat”
artinya: Pelangi menjadi bukti bahwa langit telah berhasil melewati badai yang disertai hujan yang lebat.
“Burung besi terbang menembus nabastala, menyapa sandykala, menyampaikan renjana pada sang dirgantara”
artinya: Pesawat terbang menembus langit menyapa cahaya merah saat senja menyampaikan rindu pada sang ruang langit.
“Bumantara menjanjikan bianglala setelah ia menangis, rinai bumantara pun tetap menjalankan tanggungjawabnya atas bentala, bahkan disaat ia merintih semua tetap tersusun rapih”
artinya: Bumi menjanjikan pelangi setelah ia menangis, rintik langit pun tetap menjalankan tanggung jawabnya atas bumi, bahkan disaat ia merintih semua tetap tersusun rapih.
“Nabastala yang luas saja bisa merasakan lara dengan menjatuhkan rinai hujannya, apalagi kita sukma yang tiada artinya bila dibandingkan dengan bumanta”
artinya: Langit yang luas saja bisa merasakan sakit dengan menjatuhkan rintik hujannya apalagi kita jiwa yang tiada artinya bila dibandingkan dengan angkasa.
Komentar
Posting Komentar